Menu Tutup

Mahjong Betting di China Tradisi, Perjudian, dan Dilema Sosial

Mahjong adalah permainan papan tradisional Tiongkok yang telah dimainkan selama lebih dari seratus tahun. Di banyak kalangan, mahjong dianggap lebih dari sekadar hiburan—ia adalah bagian dari budaya dan kehidupan sosial masyarakat Tiongkok. Namun, ketika unsur taruhan atau “betting” dimasukkan ke dalam permainan ini, muncul perdebatan antara pelestarian budaya dan penegakan hukum anti-perjudian. Artikel ini mengulas fenomena mahjong betting di China, antara tradisi dan kontroversi yang menyertainya.

Mahjong adalah permainan strategi yang dimainkan oleh empat orang dengan menggunakan 144 keping ubin. Pemain mengatur dan menyusun kombinasi tertentu dari ubin-ubin tersebut untuk menang. Permainan ini mirip dengan permainan kartu rummy, namun dengan kompleksitas dan simbol yang khas budaya Tiongkok.

Mahjong sangat populer di kalangan berbagai usia di China, dimainkan di rumah-rumah, taman kota, hingga rumah teh. Dalam suasana santai, permainan ini dianggap sebagai sarana sosial, menjaga hubungan kekeluargaan, hingga melatih ingatan dan strategi.

Mahjong pada dasarnya adalah permainan non-kompetitif yang tidak harus melibatkan taruhan. Namun, dalam praktiknya, terutama di banyak wilayah urban dan pedesaan di China, taruhan kecil dalam mahjong menjadi hal yang lazim dan dianggap “normal” sebagai bagian dari keseruan permainan.

Taruhan ini bisa berkisar dari jumlah uang yang sangat kecil (seperti 1 yuan per poin), hingga taruhan yang lebih besar dalam permainan pribadi, terutama saat perayaan seperti Tahun Baru Imlek atau pesta keluarga. Dalam skala ini, taruhan sering kali dianggap “hiburan ringan” dan tidak dianggap sebagai perjudian serius.

Namun, di beberapa wilayah, praktik ini berkembang menjadi bentuk perjudian serius dengan taruhan besar, dan bahkan dimanfaatkan oleh sindikat perjudian ilegal.

Pemerintah Tiongkok secara resmi melarang semua bentuk perjudian, kecuali dua jenis lotere nasional (China Sports Lottery dan Welfare Lottery) yang dikelola negara.

Menurut hukum pidana China:

  • Menyelenggarakan tempat perjudian, berjudi dengan taruhan tinggi, atau berpartisipasi dalam perjudian ilegal bisa dikenai hukuman denda, kurungan, hingga hukuman penjara.
  • Namun, tidak ada hukum spesifik yang secara eksplisit melarang mahjong, sehingga selama tidak ada taruhan besar atau praktik yang mengarah ke perjudian profesional, seringkali aparat menutup mata.

Dengan demikian, batas antara mahjong sebagai hiburan dan mahjong sebagai perjudian menjadi sangat kabur. Banyak pihak menyebutnya sebagai “zona abu-abu” hukum.

Beberapa contoh penindakan terhadap mahjong betting menunjukkan bagaimana pihak berwenang mencoba menegakkan hukum di tengah ambiguitas budaya:

  • Provinsi Sichuan dan Chongqing, yang dikenal sebagai “ibu kota mahjong”, pernah mengeluarkan larangan terhadap mahjong betting di rumah atau tempat umum jika melibatkan taruhan uang, dengan alasan mencegah judi terselubung dan menjaga ketertiban masyarakat.
  • Pada 2020, beberapa orang tua di Guangdong ditahan karena bermain mahjong dengan taruhan uang saat anak-anak mereka masih kecil, karena dianggap menciptakan lingkungan keluarga yang buruk.
  • Di beberapa desa, aparat membongkar pondok-pondok yang digunakan untuk bermain mahjong dengan taruhan, yang diklaim telah menjadi pusat perjudian terselubung.

Meski demikian, banyak aparat lokal juga memahami nilai sosial dari mahjong, dan hanya akan turun tangan jika aduan masyarakat atau jika taruhannya dianggap terlalu besar.

Banyak warga China memandang mahjong betting sebagai bentuk “perjudian sosial”—yakni bentuk taruhan kecil-kecilan yang dianggap tidak merugikan, melainkan mempererat hubungan sosial dan membuat permainan lebih menarik.

Walau mahjong identik dengan generasi tua, kini generasi muda China juga mulai memainkan mahjong, terutama melalui aplikasi mahjong online. Banyak dari aplikasi ini menyertakan fitur taruhan menggunakan koin virtual, yang kadang bisa ditukar dengan uang asli melalui pihak ketiga—sebuah celah hukum yang semakin diperhatikan pemerintah.

Beberapa aplikasi populer bahkan diduga menjadi sarang perjudian daring yang dikendalikan dari luar negeri. Pemerintah telah memblokir puluhan aplikasi tersebut dalam operasi pemberantasan perjudian digital.

Di kalangan masyarakat luas, terutama generasi tua, larangan terhadap mahjong betting kerap dianggap berlebihan. Bagi mereka, bermain mahjong dengan taruhan kecil adalah:

  • Tradisi yang sudah berlangsung lama
  • Sarana interaksi sosial yang sehat
  • Aktivitas yang mencegah kesepian dan kebosanan di usia senja

Namun, seiring dengan berkembangnya bentuk-bentuk perjudian terselubung yang bermula dari mahjong, tekanan terhadap pemerintah lokal untuk bertindak pun meningkat. Hal ini menciptakan dilema antara menjaga ketertiban dan menghormati tradisi.

Beberapa pendekatan telah diupayakan untuk mengatasi potensi negatif dari mahjong betting:

  1. Kampanye edukasi di kota-kota besar untuk membedakan antara mahjong sebagai hobi dan mahjong sebagai perjudian ilegal.
  2. Pelatihan dan penyuluhan untuk lansia di komunitas, agar tidak terlalu larut dalam taruhan dan mampu mengenali tanda-tanda kecanduan.
  3. Pendirian klub mahjong komunitas tanpa taruhan, yang didukung pemerintah lokal sebagai alternatif sehat.
  4. Pemantauan ketat terhadap aplikasi mahjong daring, terutama yang memiliki elemen taruhan terselubung.

Mahjong betting di China adalah fenomena yang kompleks—di satu sisi merupakan bagian dari budaya dan kehidupan sosial, di sisi lain bisa menjadi pintu masuk ke perjudian yang merusak. Pemerintah menghadapi tantangan besar dalam membedakan antara hiburan tradisional dan aktivitas ilegal.

Ke depan, pendekatan yang seimbang antara penegakan hukum dan pelestarian budaya sangat dibutuhkan. Mahjong seharusnya bisa tetap hidup sebagai simbol kebersamaan dan warisan budaya, namun perlu dijauhkan dari unsur taruhan yang bisa merusak esensinya.